Diskusi Ekosistem Sastra di Jambi, EM Yogiswara Turun Gunung ke Kalangan Anak Muda
Di tulis Wendy
JAMBI – Penyair kawakan di Jambi, EM Yogiswara menyumbang pikiran dan pandangan dalam diskusi ekosistem sastra, pada acara Gejala Kawula Muda di Foresttree, Telanai, Kota jambi.
Kegiatan yang digagas 18 komunitas multi seni dan literasi di Jambi ini juga mengundang novelis nasional Meliana K Tansri, novelis Azizah Azeha dan Febrianiko Satria dari Forum Pegiat Literasi Jambi.
“Teknologi boleh berkembang maju, digitalasi jadi bagian dari ekosistem sastra, tetapi jangan takut dengan AI karena dia tak memiliki rasa selayaknya manusia,” kata EM Yogiswara di hadapan anak-anak muda saat diskusi, Jumat sore, 21 Maret 2025.
Secara individu maupun bersama Teater AiR, EM Yogiswara sebenarnya sudah rutin, mengajari anak muda untuk menulis sastra, bahkan menarik minat mereka terhadap karya-karya sastra. Kemudian mendorong anak muda
Ekosistem sastra di Jambi, menurut Meliana menemui banyak tantangan, mulai dari penurunan minat baca, pasar yang berubah pasca pandemi dan kebutuhan keterampilan baru untuk mengakses era digital.
Sementara itu, Febrianiko Satria meyakini peran pemerintah menjadi penting untuk menjaga ekosistem sastra, dengan mendorong penerbitan peraturan daerah (Perda) Perbukaan.
“Aturan perbukuan ini sudah menjadi undang-undang di tingkat nasional. Sehingga daerah harus segera merumuskannya menjadi Perda, agar ekosistem sastra tumbuh tanpa gangguan,” kata Niko.
Hal senada disampaikan Azizah Azeha penulis 19 novel dari Jambi di platform digital, menyoroti pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama agar iklim sastra, terus membaik dan penulis dari kalangan anak muda muncul.
Selain menggelar diskusi sastra, Gejala Kawula Muda juga menggelar diskusi budaya, pameran foto, lukisan, buku, diskusi dan pemutaran film serta penampilan musik Ismet Raja Tengah Malam dan Borju Street.