Huruf ‘X’ di Bahasa Indonesia dan Hal-hal yang Perlu Kalian Tau Tentangnya
Wouwoo.com – Kalian yang menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari, apakah kalian sadar “kok ada huruf X di dalam bahasa Indonesia?” Hal ini perlu diketahui bagian kalian yang aktif menggunakan bahasa Indonesia.
SEJARAH SINGKATNYA
Kalau dilihat dari sejarahnya, bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang sebagai bahasa resmi berasal dari bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan di Nusantara. Bahasa Melayu ini sudah digunakan pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya.
Selanjutnya pada zaman penjajah Belanda, bahasa Melayu sendiri diakui saat Dewan Rakyat dibentuk sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang Dewan tersebut. Tapi kemudian, pada sumpah pemuda pada tanggal 20 Oktober 1928, bahasa Indonesia diikrarkan menjadi bahasa persatuan atau bahasa nasional.
Dalam perkembangannya sendiri, bahasa Indonesia menyerap kosakata asing, hal ini membuat bahasa Indonesia menjadi unik. Kegunaan ini juga bertujuan untuk memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia.
Jadi, dapat dikatakan bahasa Indonesia tidak hanya mencakup perkembangan bahasa itu sendiri, tetapi juga interaksinya dengan bahasa lain dan peran pentingnya dalam sejarah dan budaya Indonesia.
TENTANG HURUF X DI INDONESIA
Huruf X memiliki sejarah yang unik dalam bahasa Indonesia. Huruf ini awalnya, di dalam bahasa Melayu/Indonesia tidak dikenal dalam ejaan. Hadirnya huruf ini masuk dari pemikiran sosial politik Marxisme ke Indonesia, huruf X mulai digunakan dan dikenal.
Kata ‘Marxisme’ lah yang menjadi sejarah pertama kalinya huruf X ditulis dalam bahasa Indonesia (yang dulu bernama bahasa Melayu) pada tahun 1926. Kata ini digunakan oleh tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Tan Malaka dalam tulisan-tulisannya. Tapi ternyata secara resminya huruf ini resmi masuk ke dalam sistem bahasa Indonesia pada tahun 1972, yakni dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Dalam proses penyerapan kosakata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, biasanya terjadi transformasi huruf X menjadi gugus konsonan ‘ks’ ketika berada di akhir suku kata. Seperti contohnya adalah kata ‘paradox’ yang berasal dari bahasa Belanda menjadi ‘paradoks’. Namun, terdapat pengecualian dalam kasus kata ‘Marxisme’, di mana huruf X tetap dipertahankan. Hal ini mungkin untuk menjaga kesesuaian dengan pengejaan dan pengucapan aslinya. Ini mengindikasikan bahwa meskipun ada pola umum dalam penyerapan kata asing, pengecualian seperti ini memperkaya dan memperluas variasi linguistik dalam bahasa Indonesia.
Interaksi huruf X dengan bunyi lain dalam bahasa Indonesia bisa menjadi terkait dengan konsonan sekitarnya dalam kosakata yang mengandung X misalnya kata ‘eksamen’, bunyi ‘ks’ berinteraksi dengan vokal ‘a’ dan ‘e’, membentuk suatu pola fonotaktik yang khas dalam bahasa Indonesia.
Pada akhirnya, meskipun huruf X memiliki pelafalan unik dalam bahasa-bahasa asing, dalam konteks fonologi bahasa Indonesia, peran dan interaksi X cenderung mengikuti pola-pola tertentu, terutama dalam proses penyerapan kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
KOSAKATA DAN PINJAMAN KATA
Kalau dapat dicari, ternyata, terdapat cukup banyak kata dalam Bahasa Indonesia yang mengandung huruf X. Beberapa di antaranya adalah ‘xantat’, ‘xantena’, ‘xantofil’, ‘xenia’, xerofil’, ‘xerofit’, xeroftalmia’, xerografi’. ‘xerosis’, dan ‘xilograf’.
Sebagian besar kata-kata ini adalah bentuk kata pinjaman dari bahasa lain, terutama dari bahasa Arab dan Belanda. Misalnya, Misalnya, kata ‘xantat’ dan ‘xantena’ adalah istilah kimia yang dipinjam dari bahasa Belanda. Sementara itu, kata ‘xenia’ adalah kata pinjaman dari bahasa Arab yang merujuk pada perubahan endosperma oleh pengaruh tepung sari asing.
Kemudian, lebih rumit lagi kita akan membahas tentang dampak semantik dari kata-kata pinjaman ini cukup signifikan. Dalam proses adaptasi semantik, beberapa kata telah mengalami perubahan makna. Misalnya, beberapa kata telah dipersempit maknanya, beberapa kata lainnya telah diperluas, dan beberapa kata telah melalui pergeseran.
HURUF X SEKARANG
Huruf X pada zaman sekarang memiliki peran yang cukup keren dalam bahasa kontemporer. Di era teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang yang semakin maju, huruf X jadi semakin sering muncul, terutama dalam istilah-istilah baru.
Contoh yang bisa dilihat adalah di dalam dunia teknologi. Istilah ‘X-ray’ atau ‘DirectX’. Huruf X di sini biasanya digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang canggih, maju, atau misterius. Selanjutnya dalam ilmu pengetahuan, huruf X juga sering digunakan dalam berbagai istilah dan konsep, seperti ‘xenobiologi’ (studi tentang kehidupan asing) atau ‘xerofit’ (tumbuhan yang bisa hidup di daerah kering). Dan jangan dilupakan, yang ada di dalam budaya populer, huruf X juga sering muncul, seperti dalam ‘X-men’, ‘The X Factor’, atau ‘Xbox’. Di sini, huruf X biasanya digunakan untuk menambah kesan yang kuat, unik atau futuristik.
KITA SIMPULKAN SAJA TENTANG HURUF X INI
Seterusnya, konteks budaya, penggunaan huruf X dalam bahasa Indonesia mencerminkan bagaimana bahasa kita terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan sosial, politik, dan budaya. Huruf X juga menjadi simbol dari pengaruh pemikiran asing, khususnya Marxisme, dalam perkembangan intelektual dan politik di Indonesia.
Dan secara keseluruhan, perjalanan huruf X dalam bahasa Indonesia mencerminkan proses dinamis di mana bahasa terus beradaptasi dengan perubahan sosial, politik, dan budaya. Dari awalnya sebagai simbol Marxisme hingga menjadi bagian integral dari kosakata teknologi, ilmu pengetahuan, dan budaya populer, huruf X menunjukkan kemampuan bahasa Indonesia untuk menyerap dan mengakomodasi pengaruh dari luar serta memperkaya ekspresi dan konsep dalam bahasa kita. Selain itu, interaksi X dengan bunyi lain dalam bahasa Indonesia juga mencerminkan pola fonotaktik khas yang memberikan identitas linguistik yang unik. Dengan demikian, huruf X tidak hanya menjadi bagian dari ejaan, tetapi juga menjadi cermin dari dinamika perkembangan bahasa dan budaya Indonesia.
Penulis: Aldi Muheldi seorang manusia biasa saja yang berhasil lulus dari perkuliahan magisternya di jurusan Linguistik