LAGI-LAGI BAHAS SENJA
Oleh Khairul Ni’mah
Dewasa ini sering kali kita mendengar banyak remaja yang mengalami depresi, stress, bahkan kehilangan arah hanya permasalahan sepele. Seperti putus cinta, tugas kuliah yang menumpuk, pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, celotehan orang tua di rumah, dan hal-hal receh lainnya yang tidak bisa diatasi dengan pikiran yang dewasa. Namun, tak banyak pula remaja yang mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini dengan berdamai dengan diri sendiri.
Berdasarkan hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), satu dari tiga remaja berusia 10–17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Jumlah itu setara dengan 15,5 juta remaja di Indonesia. Di samping itu, satu dari dua puluh remaja berusia 10–17 tahun di Indonesia juga mengalami gangguan mental. Angkanya setara dengan 2,45 juta remaja di tanah air.
Gangguan cemas menjadi gangguan mental paling banyak diderita oleh remaja, yakni 3,7%. Gangguan mental tersebut merupakan gabungan antara fobia sosial dan gangguan cemas secara menyeluruh.
Posisinya diikuti oleh gangguan depresi mayor dengan proporsi 1%. Masalah kesehatan mental terbanyak berikutnya adalah gangguan perilaku sebesar 0,9%.
Lalu, ada 0,5% remaja yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Persentase serupa dialami oleh remaja dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
Tentu persentase di atas sangat mengerikan jika diteliti lebih serius dan menjadi tugas bagi negara bagaimana mengatasi ini semua. Salah satu cara yang paling bisa diajak berkompromi adalah berdamai dengan diri sendiri dan menemukan cara bagaimana bisa ke luar dari keadaan ini. Salah satunya yaitu dengan berteman bersama senja.
Apa itu senja? Saya rasa senja sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Senja merupakan salah satu kuasa dan lukisan terindah yang tercipta untuk dinikmati semua makhluk hidup kecuali kamu menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depan mata tanpa harus membayarnya.
Senja saat ini sering kali dianggap sebagai momen yang menenangkan dan dapat memberikan perasaan yang tenang, damai, dan tentram. Pemandangan senja yang indah dengan warna-warni langit yang berpadu cahaya yang lembut, dan atmosfer yang tenang dapat memberikan efek positif pada suasana hati seseorang. Remaja yang menyukai senja dijuluki sebagai anak senja.
Banyak orang menikmati dan melihat senja sebagai cara untuk meredakan stres dan kegelisahan serta mengurangi perasaan sedih. Melihat pemandangan senja yang mempesona dapat membantu mengalihkan perhatian dari pikiran yang negatif dan membiarkan kita memasuki suasana yang lebih damai dan positif.
Selain itu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat menikmati senja juga dapat membantu mengurangi perasaan sedih. Contohnya dengan berjalan-jalan di sekitar alam terbuka, mengambil foto, meditasi atau menulis diari. Aktivitas semacam itu dapat memberikan kesempatan untuk menghubungkan diri dengan alam, menghargai keindahan di sekitar kita, dan memberikan waktu untuk merenung dan melepaskan beban emosional.
Penting untuk diingat bahwa sedih adalah bagian normal dari pengalaman manusia dan tidak selalu dapat dihilangkan sepenuhnya oleh pemandangan senja atau aktivitas lainnya. Jika perasaan sedih terus berlanjut atau memengaruhi kualitas hidup, Anda perlu mencari dukungan dari orang-orang terdekat, teman, atau bahkan profesional kesehatan mental yang dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan.