Menuju Sekepal Tanah Surga di Jambi
Di tengah riuhnya jangkrik mengerik teleponku berbunyi, menampilkan panggilan masuk dengan nomor yang tidak kukenal, kuangkat panggilan tersebut dan sesaat kemudian aku terperanjak dan bersorak gembira, karena panggilan tersebut berasal dari Dewan Kerja Cabang Pramuka Merangin yang mengabarkan bahwa aku lolos dan terpilih menjadi salah satu peserta Temu Lomba Pramuka Penegak Pandega IV Se-provinsi Jambi, yang diadakan di Kabupaten Kerinci pada tanggal 12-17 Juli 2019. Setelah menerima panggilan telepon tersebut satu hal yang langsung terlintas di benakku, yaitu aku akan melihat secara langsung keindahan dari sekepal tanah Kerinci dengan kemegahan gunung, danau, kebun teh, flora dan fauna, bahkan kulinernya yang dahulu hanya bisa kusaksikan lewat dunia maya.
Dalam kurun waktu 3 bulan kami mengadakan pelatihan dan persiapan untuk mematangkan semua hal sebelum kami berangkat untuk berlomba ke Kerinci. Pelatihan fisik sangat ditekankan kepada semua peserta yang terpilih, karena kegiatan TLTD IV Se-provinsi Jambi ini melakukan pengembaraan dengan berjalan kaki berpindah tempat dari lokasi satu ke lokasi lainnya dengan jarak tempuh total 25 km, yang melewati Siulak Deras Mudik, lapangan PTPN, dan berakhir di Desa Bendung Air Timur di Kayu Aro, sehingga setiap peserta diwajibkan mempunyai kondisi fisik yang sehat dan bugar agar dapat mengikuti seluruh rangkaian acara dengan maksimal.
Sesaat berlalu, jarum jam pun terus berputar tiada hentinya. Tepat ketika sang raja malam mulai menampakkan dirinya kontingen kami beranjak dari Merangin menuju ke Kerinci dengan mengendarai bus wisata yang lebih dikenal sebagai “bus tayo” oleh masyarakat sekitar. Total perjalanan Merangin-Kerinci memakan waktu kurang lebih 4 jam dengan jarak 150 km. Jalan menuju ke Kerinci tidak akan mengecewakan mata, karena disepanjang jalan mata kita akan di manjakan oleh pemandangan yang menakjubkan seperti pepohonan rindang dan beraneka ragam bunga yang meremajakan mata, serta hawa dingin yang menyelimuti insan. Jalannya pun memiliki ciri khas tersendiri, yaitu berkelok-kelok.
Tak terasa bus sudah memasuki area Kerinci yang terkenal dengan sebutan “sekepal tanah surga”, pada saat itu bulan pun sudah direbut tahtanya oleh mentari yang perlahan tapi pasti memunculkan dirinya ke permukaan, diikuti dengan lembutnya kehangatan sinar matahari pagi.
Sebanyak 320 peserta yang memikul harapan sudah memenuhi lokasi awal pertemuan TLTD IV ini, yang masing-masing terdiri atas 16 peserta putra dan 16 peserta putri. Para peserta ini berasal dari masing-masing kabupaten/kota di Jambi, kecuali Tanjung Jabung Timur yang tidak ikut serta. Perkemahan yang berlangsung selama 6 hari ini terasa sangat berharga dan cepat berlalu. Walaupun peserta hanya tidur beralaskan terpal dan beratapkan terpal pula, serta diselimuti oleh dinginnya suhu Kayu Aro, bahkan ada beberapa peserta yang sampai mengalami hipotermia karena suhu malam yang amat sangat mencekik, tetapi terlepas dari semua itu ada sang fajar yang sudah menanti giliran terbit untuk menyebarkan kehangatan dan menampilkan indahnya kerinci di pagi hari.
Perlahan mata terbuka dan terlihat keindahan tanah surga ini yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, bahkan sejuta puisi pun tak mampu mengartikan kecantikannya. Asri dan hijaunya bumi Kerinci akan menghipnotis setiap insan untuk berkunjung kembali. Sepanjang jalan dipenuhi oleh bunga-bunga yang makmur dan subur, tanah hitam yang sangat gembur ditumbuhi oleh sayuran yang beraneka macam milik petani sekitar.
Sejauh mata memandang, gunung berdiri tegak dengan megahnya di tengah kota ini, dan dikelilingi oleh berjuta-juta tanaman teh yang terlihat seperti lautan hijau mengelilingi Gunung Kerinci. Sekepal tanah surga ini terkenal memiliki legenda manusia harimau yang menjaga Gunung Kerinci, sehingga di dirikan tugu harimau di sekitar gunung untuk mengabadikan legenda tersebut. Selain dengan kekayaan alamnya, Kerinci terkenal dengan beragam adat dan istiadatnya yang masih kental, hal inilah yang menarik wisatawan untuk berkunjung dan betah di kota wisata ini.
Keindahan alamnya yang tidak terkatakan, ditambah lagi dengan ketinggian kebun teh yang menduduki peringkat kedua tertinggi di dunia, hal inilah yang menjadikan Kerinci sebagai daerah wisata yang sangat diminati oleh berbagai khalayak, baik itu warga lokal maupun internasional. Sehingga area ini layak dikatakan sebagai “sekepal tanah surga di Jambi” karena keindahannya dianggap seperti surga dunia.
Pengalaman mengikuti Temu Lomba Pramuka Penegak Pandega IV Se-provinsi Jambi ini tidak akan mungkin terlupakan.
Nurhelina, lahir pada 3 November 2003 di Jambi, adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aktif dalam program Merdeka Belajar-Magang Kependidikan di SDN 070 Kota Jambi. Selain itu, ia juga berwirausaha sewa kursi lipat piknik sambil kuliah. Follow Instagramnya di @nurhelina03.