Puisi-puisi Fikri Ghazali
Jangan menangis ibu.
Jangan menangis ibu
karena kaulah satu-satunya
perempuan yang selalu membelaku
hingga lupa waktu
Jangan mengangis ibu
rintihanmu seperti besi tua
berkarat sempurna, dan lancip ujungnya
tepat menyayat pipiku
Jangan menangis ibu
karena aku bingung
harus bagaimana
laksana semut tertinggal sendiri dari kawannya
Jangan menangis ibu
ku mohon
sambil bersimpuh
supaya air matamu bisa kutadah saat jatuh.
Jangan menangis ibu
jimat sakral penangkal sial
andalan anakmu
Klaten, ’25
Bulan
Pak, kok sudah ada bulan jam segini?
kata pak RT bulan baru mau berganti cangkang
memang bisa berganti cangkang, Pak?
Bisa, kalau dia mau.
kapan terakhir ganti, Pak?
tahun lalu saat ia sedang bernafsu.
Jogja, ‘25
Aku Ingin
Aku ingin beli sawah
yang selalu subur tanahnya,
melimpah airnya,dan sedikit hamanya.
Untuk mengisi lambung kita.
Aku ingin punya kambing
yang gemuk badannya,
lengkap giginya, dan cepat beranaknya.
Supaya kamu tidak kurus dan aku tak disangka pria semena-mena.
Aku ingin makan masakanmu
yang harum wanginya
sedikit manis rasanya, dan banyak kuahnya.
Untuk kita makan malam nanti.
Aku ingin minum kopi buatanmu
yang pekat warnanya
semerbak aromanya, dan pahit rasanya.
Untuk berbincang denganmu sampai fajar melambai.
Jogja, ’24