Puisi-puisi Fikri Ghazali
Kau perempuan tercantikku
Aku tidak tahu betul
Apa itu cantik, manis, rupawan, maupun tampan.
Aku tidak tahu pasti
Apa itu enak dipandang,
Menyejukkan pandangan,
Atau bahkan sekedar kedipan mata,
Yang kata orang itu tanda penggoda.
Aku pun amat sangat bodoh
Tentang geliat tubuhmu,
Perubahan perangaimu,
Atau bahkan tanda-tanda ketertarikanmu.
Aku memang tak jago
Dalam semua pernak-pernik yang
Banyak macamnya itu,
Yang kutahu, kau cantik bagiku.
Jangan tanya mengapa, karena aku tak punya alasan apa-apa.
Malang, ‘24
Tanda tanya
Banyak orang abai tentang
tanda tanya.
Aku pun begitu,
Seringnya hanya bercerita,
hingga lupa kapan bertanya.
Malang, ‘24
Titik koma
Titik dan koma,
titik atau koma.
Pilihlah salah satu
Jangan kau ambil semua,
Sisakan satu untukku.
Supaya aku tahu,
harus menyiram atau menanam.
Malang, ‘24
Almari
Di sudut kamar kosku,
ada almari coklat tua.
Warnanya sudah pudar,
Beberapa catnya sudah mengelupas.
Tapi masih kuat,
Konon terbuat dari kayu jati.
Aku mendekat, lantas bertanya
bagaimana kabarmu?
pemisah antara akalku dan kegilaanku.
Malang, 24
Tanda tanya
Banyak orang abai tentang
tanda tanya.
Aku pun begitu,
Seringnya hanya bercerita,
hingga lupa kapan terakhir bertanya.
Malang, ‘24
Fikri Ghazali, lahir 26 tahun yang lalu di kabupaten Klaten. Lulusan Linguistik UGM ini penyuka nasi goreng dan mie rebus pakai telur dua. Dia sekarang tinggal di Yogyakarta.