Puisi-puisi Flora Nila Sari Sihite
Perempuan Tanpa Suara
Di ambang senja yang mengulum cahaya
Tergurat siluet seorang dara
Berselimut hening, berpeluk luka
Menyulam pilu di ujung asa
Langkah hari menggeser bayang
Namun ia tetap, tak berpindah
Membawa sunyi dalam duka yang lapang
Bersama desir angin yang tak ramah
Matanya bukan lautan
Tapi beningnya menampung kelam
Bibirnya bukan sajak
Namun menyimpan jutaan diam
Ia bicara pada remang
Pada tembok yang tak Bernama
Pada bulan yang menggigil tenang
Dan bintang yang menjelma lara
Tiada telinga merengkuh kisahnya
Tiada peluk merawat runtuhnya jiwa
Hanya malam tua yang tak bersuara
Menjadi saksi detak yang hampa.
Aku Kau
Senyummu mengalihkan duniaku
Ku tak pernah bisa lupakannya
Senyum yang kunanti setiap hari
Agar raga ini senantiasa semangat
Tetapi lihat….
Lihat….
Karena senyum itu
Aku lupa kita beda
Kita berbeda….
Sangat berbeda
Aku dengan Tuhanku
Dan kau dengan Tuhanmu
Tempat kita berbeda
Kiblat kita berbeda
Tetapi aku….
Aku…
Akan selalu menanti senyum mu.
Diam
Dalam senyap malam yang sunyi, aku menulis namamu
Di langit yang tak terlihat oleh mata,
Di antara bintang yang hanya kulihat dari jauh
Rasa ini tumbuh tanpa suara, tanpa ada yang tahu
Seperti embun yang menetes perlahan di daun,
Tak pernah mengganggu, namun selalu hadir
Aku mencintaimu dalam diam
Karena dalam diam, taka da penolakan yang menyakitkan
Aku emncintaimu dalam kesendirian
Karena dalam kessendirian, hanya aku yang memilikimu
Flora Nila Sari Sihite lahir pada 17 Februari 2006 dan merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Berasal dari Doloksanggul, daerah yang dikenal dengan suasana dingin yang khas. Memiliki beragam hobi seperti membaca, menulis, mendengarkan musik, dan masih banyak lagi. Mengusung motto hidup: “Menulis adalah cara berbicara tanpa suara.”