Puisi-puisi Gaby Hutabarat

Merasakan Lebih Dalam

Kisahmu terurai, getir dan penuh lara,

Hatiku terpanggil, ikut merasakan bara.

Bukan sekadar mendengar, namun jiwa menyelami,

Empati hadir, di palung sunyi ini.

Terhubung tak terucap, jembatan rasa terbentang,

Bebanmu kurasakan, walau tak sepenuhnya memenggang.

Dengan hati terbuka, kita tak lagi sendiri,

Saling menguatkan, di kerasnya dunia ini.

Jejak dalam Cermin Jiwa

Di antara bayang samar yang berlari,

Kucari jejak, siapa gerangan diri.

Serpihan masa lalu, kini menjelma,

Membentuk garis wajah dalam jiwa.

Pertanyaan bisik di setiap langkah,

“Siapa aku sebenarnya, di balik tingkah?”

Topeng dikenakan silih berganti rupa,

Menyembunyikan rahasia yang membara.

Bukan tentang nama yang tertera pasti,

Namun tentang rasa yang bersemi.

Nilai diyakini teguh dalam kalbu,

Jejak unik yang ingin selalu kutuju.

Dalam mencari hakikat sejati diri,

Kulepas ilusi yang membelenggui.

Hingga kutemukan wajah yang berani,

Menerima utuh segala potensi.

Dalam Sepi Jiwa yang Menguat

Di tengah sunyi yang merangkul erat,

Kutemukan ruang, jiwa bersemangat.

Kesendirian bukan berarti nestapa,

Namun waktu berharga untuk merenung jiwa.

Tanpa riuh rendah dunia yang fana,

Kudengar bisikan hati yang utama.

Merajut kekuatan dari dalam diri,

Menghadapi badai yang mungkin menghampiri.

Seperti karang yang kokoh di lautan,

Terpaan ombak tak menggoyahkan.

Akar tertanam dalam, sungguh perkasa,

Menghadapi zaman yang terus memaksa.

Meskipun sepi kadang terasa kelam,

Ketahanan jiwa adalah suluh penerang.

Menemukan damai dalam kesendirian,

Menjadi pribadi yang kian berketahanan.