Puisi-puisi Nabila Okta Yulia Ramadhan
Luka dan Depresi
Raga ini masih bernafas
Ketika jiwa sudah lama tewas
Berkelana di kegelapan nestapa
Memberiku sedikit kehangatan
Badanku masih kuat berdiri
Melihat perbudakan yang tak kini henti
Halusinasiku kembali membara
Ketika sang alam merangkulnya
Aku masih hidup dengan sepotong pelita
Walau tanganku tak mampu menggapainya
Tapi engkau telah berkelana
Dengan jarum yang menusuknya.
Samudra dan Lukanya
Di bawah permukaan terbentang surga
Samudra yang hidup bersama lukanya
Lautan membentang luasnya tak terkira
Samudra raya yang sedang memainkan perannya
Memecah ombak lalu menari di sudut pantai
Manyapa mentari yang telah sombong padanya
Walau dia telah terluka
samudra terus berdetak
Meskipun pelipur jiwa nya yang tersesak
Kau
Telah ku abadikan senyuman itu
Lewat bait-bait yang kutulis lembut
Dengan kata yang tak bisa ditiru
Membuat kalimat itu indah dalam kalbu
Walau ragamu tak mampu ku rangkul
Walau debu telah merenggutmu
Namun maafku menembus sukmamu.