Puisi-puisi Nobila
Harapan
Mengerjap langit mengeluarkan bening duka
Menyisipkan gambaran hidup yang fana
Melarikan harapan-harapan dunia
Selalu dan selamanya menjadi semu
Takut akan dunia
Melarikan diri dari yang nyata
Selalu berayun dalam nyanyian duka
Meniti sepi tak hati-hati
Lalu mati dan sirna
Maka bukalah mata
Rangkaian cahaya penuh bunga
Melambai kan kepak yang bak permata
Mengayun lembut, membelai waktu
Menyeka peluh tuk memberi cahaya
Megah Fana
Atap mengepul, mengeluarkan uapnya
Tanah retak, menampakkan keraknya
Dedaunan mengerut, menampakkan layunya
Satu waktu dan peristiwa
Mengantarkan keagungan Sang Pencipta
Maka, tak perlu kau jumawa
Bermegah dalam fana
Bukankah kau hanyalah ciptaan?
Yang akan sirna setelah datang
Merana kau sekarang
Tak berarti merana kemudian
Jangan kau bersusah hati
Hanya untuk validasi
Rinduku
Saat ku menghitung rindu
Tak terbayangkan berapa banyakkah itu
Seribu? Tidak juga
Beribu-ribu? Mungkin saja
Masakanmu atau pun wajahmu
Semua tentang dirimu ku rindu
Dekapan hangatmu membuat tenang hatiku
Gema suaramu mengalun indah di telingaku
Kuingin segera melepas temu
Agar berkurang sedikit bebanku
Mengeringkan kain rindu
Membasahi seluruh dahagaku
Mei 15, 2025 @ 11:42 am
Ma syaa allah semangat bikin puisinya, semoga bisa menginspirasi banyak orang ya….🥰