Puisi-puisi Rizka Aldini
Tidur
Negeri ini ramai dan padat
Penuh huru-hara serta kebisingan
Namun, di tengah kesibukan akan badainya
Ia tetap mampu menidurkan sesuatu hingga terlelap
Tetap mampu menimang-nimang dengan alunan malam
Jika kau bertanya itu apa
Maka seorang pria dengan flannel coklat akan menjawab
“itu adalah keadilan”
Abu-abu
Lantai yang kotor, tidak kunjung bertemu sapu.
Rumah yang kosong, tidak kunjung bersapa rindu.
Menyusuri lorong
melewati labirin
berpegang pada suara langkah
dan aroma debu sofa bekas
seperti ada yang teriris
teriris oleh pisau memori yang telah mati.
Kemarau
Lima orang anak berlomba dengan matahari
Dalam ajang “sumber kehidupan”
Menyusuri jalanan
bersama iringan klakson para korporat
Ia berjalanan, menjajakan gigitan kue
demi mencatat pemasukan perut
Hingga pulang
pemandangan itu tetap sama
Duduk melingkar,
mengisi amunisi dengan nasi berlaukan garam
Sedangkan di sudut dapur
Seorang pria dewasa tengah asik bersama secangkir kopi
dan asap yang mengepul dari bibirnya.
Rizka Aldini, gadis yang akrab disapa Rizka. Lahir pada tanggal 12 Juni 2004, membuatnya hidup bersama fitnah-fitnah kejam mengenai zodiak gemini. Ia saat ini sedang menempuh pendidikan di Sastra Indonesia Universitas Jambi dengan keadaan krisis identitas dan kebingungan mencari cita-cita. Kunjungi Instagramnya di @rizka.aldini.