Puisi-puisi Widya Angraini Ramadhani
PUKUL DUA
Jam berdentang pukul dua dini hari
Mungkin kau sudah berlayar di alam mimpi
Namun disini ku masih sibuk berkutat sendiri
Harap-harap kau akan berlabuh nanti
Aku tak pandai dalam hal estetika
Sering kali salah anggap kau seni rupa
Hanya berusaha
Buat kau jatuh cinta
Jambi, 21 September 2024
TEMAN LEVEL DUA
Sebenarnya, kita ini apa?
Perkara rasa yang saban hari memanen lara
Parasmu yang ceria terpampang nyata
Tapi tak berselang lama
Di taman fana kau tersungkur nan bersimbah darah
Kemari! Akan ku obati hingga kau pulih
Lagi
Simpul manis di wajahmu tercetak jelas kala itu
“Jangan berlari jika kau tak siap terjatuh.”
Seruku kepadamu
Namun tuturmu berirama syahdu
Jatuh tak lagi sendu bersamaku
Lagi
Aku masih di sini
Kemarilah saat kau butuh sepotong kasa
Jelaskan padaku tentang jatuh yang menyiksa
“Jangan lagi, kau belum pulih.”
Perintahku kepadamu
Akan ku temani agar kau tak jatuh lagi
Kau jatuh, lagi
“Berhenti menyakiti dirimu sendiri.”
Aku tak pergi, asal kau tak lagi berlari
Janji yang tak pernah ku pinta
Naasnya aksara hanya rencana
Kau kembali
Kali ini aku ikut berlari
Kini kita terjatuh bersama
Tapi tak apa, kita lalui bersama
“Tapi, sebenarnya kita ini apa?”
Tanyaku penuh harap
Katamu, terlalu berlebihan untuk dikatakan sandingan
Kataku, terlalu bodoh untuk dikatakan teman
Bualan yang kontra akan tingkah
Aku berhenti
Luka lamamu telah reda
Giliranku yang terluka
Jambi, 14 Juli 2024
KEPADA NAYANIKA
Kepada bulan yang mencumbu malam
Kepadanya
Ku persembahkan seikat napas
Kepada bintang yang melahirkan terang
Kepada pijar remang-remang tak bertuan
Kepada lentera kuning tak beraturan
Kepadamu
Pemilik netra kelam nan sehangat dekap
Tatap tajam layak elang memanah cakrawala
“Menurutmu, aku yang lemah atau kau yang memesona?”
Gumamku pada sang nayanika
Sialnya, kepadamu aku jatuh
Lagi, selalu
Lupakan
Barangkali esok lupa
Jambi, 5 November 2024
Widya Angraini Ramadhani, tercipta kala senja memudar di bumi Jambi pada 2007. Beberapa kali terjebak di asmaraloka yang tak ada manis-manisnya. Bodohnya, sudah tahu tak bisa tapi bersikukuh tetap mencoba. Paling-paling mengeluh kepada para sahabat, “pait pait, udah mau lulus kok belum ada adegan ditembak di tengah lapangan??? Serius ini siklusnya cuman deket – temen level 2 – asing??” Beri ia semangat melalui Instagram @uidygm