Puisi-puisi Halim Chasando
Siapa Punya Negeri Ini?
Kata siapa negeri ini Wakanda atau Konoha?
Di Wakanda, raja berani bertarung di garda,
darahnya jadi janji, raganya jadi tameng,
rakyatnya hidup, tak merasa asing.
Di Konoha, takhta sejati pada pemuda,
bukan mahkota, bukan singgasana,
mereka berlari, menanggung luka,
demi esok yang penuh cahaya.
Tapi di sini, oh negeri tercinta,
wakil kita sibuk menatap langit asing,
meninggalkan bumi yang retak kering,
janji-janji tinggal gema tak bertepi.
Dan di sini, generasi muda—
bunga bangsa, harapan cahaya,
terhempas, dilindas roda kuasa,
hingga sunyi menelan suara.
Lalu… negeri ini milik siapa?
Wakil Rakyat
Wakil rakyat, seharusnya dekat rakyat,
bukan sekadar janji manis di atas panggung hangat.
Pajakku kau pungut, jalan tetap berlubang,
sekolah mahal, rumah sakit jadi ladang dagang.
Wakil rakyat, jangan hanya paduan suara,
bersorak saat sidang, lalu tidur bersama kuasa.
Kursi empuk, gaji gemuk, fasilitas tak terbilang,
sementara kami antre beras di pasar yang hilang.
Wakil rakyat, dengarlah jerit kami,
jangan hanya datang saat musim janji.
Rakyat menagih, suara menuntut,
negeri ini bukan untuk segelintir perut.
Negeriku Sakarat
Negeriku kini sedang sakarat,
rakyat dan aparat berguguran tak selamat.
Namun di kursi empuk gedung rapat,
pejabat terlelap, seolah dunia tak kiamat.
Mau tunggu apa, wahai para penguasa?
Sampai tanah ini habis darahnya?
Sampai anak negeri tak lagi bersuara?
Sampai tobat hanya tinggal kata-kata?
Negeriku menangis dalam diam,
air mata rakyat jadi sungai malam.
Tapi telinga pejabat tertutup rapat,
hati membatu, mata berpaling cepat.